GADINGAN (26/06/2016) - Lailatul qadar adalah malam yang diberkahi yang didalamnya diturunkan al-Qur’an sebagai pedoman sepanjang zaman, tak usang meskipun zaman semodern seperti apapun. Kitab yang isinya tentang peta khidupan memuat aqidah, syari’ah, tarikh dan hukum syara’. Demi Kitab (al- Qur'an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
Hal demikian disampaikan ustad Zainuryanto mengawali ceramahnya pada acara Peringatan Nuzulul Qur’an di Mushola Saka Tunggal Gadingan Wates, Sabtu malam (25/06). Ustad yang tergolong masih muda ini berasal dari Bugel Panjatan Kulon Progo dan kedatangan dirinya sebenarnya hanya untuk ikut pengajian bukan menggantikan ustad Muhammad Jazir, MPA dari Jogokaryan Yogyakarta yang tidak dapat hadir karena sesuatu hal.
Selanjutnya Zainuryanto, memohon ma’af kepada panitia dan seluruh jamaah yang hadir bahwa tema yang ia sampaikan tidak seperti yang direncanakan panitia, Tema yang diangkat adalah Malam Lailatul Qadar.
Zainuryanto melanjutkan, pendapat yang menyatakan tidak ada lagi malam yang diberkahi atau lailatul qadar tersebut dibatah oleh mayoritas ulama’, bahwa lailatul qadar terus ada sampai dunia ini berakhir (QS. Al-Qadr) bahwa bentuk fi’il mudhori’ tanazzalu (akan turun) malaikat dan Jibril dengan izin Allah. Lailatul qadar dapat ditemui di salah satu malam bulan Ramadhan.
Bagi kita yang terpenting adalah lailatul qadar itu ada, kemulyaannya lebih dari pada malam seribu bulan dan keberadaannya merupakan sebuah kepastian yang tidak terbantahkan lagi (surat al-Qadr). Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Qur'an pada malam kemuliaan. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Allah untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Tahukah engkau tentang lailatul qadar, pertanyaan dengan kata yang sama seperti ini terulang sebanyak 13 kali di dalam al Qur’an, 10 diantaranya adalah menanyakan hal hal yang diluar batas pengetahuan manusia yang berkaitan dengan kiamat, kitab catatan amal, neraka dll. Sedangkan tiga yang lain adalah untuk menananyakan langit diwaktu malam (at-thariq) dan jalan sulit yang mendaki (‘aqabah) dan menanyakan tentang tema yang kita bahas pada saat ini yaitu lailatul qadar
Nah, dari sini kita dapat mengambil kesimpulan sementara, bahwa lailatul qadar tidak bisa diketahui secara pasti kapan terjadi, begitu juga tanda-tandanya tidak bisa divisualisasikan secara jelas, semua masih erat dalam genggaman Allah swt, karenanya memang menjadi rahasia dan harus dicari di semua malam-malam bulan Ramadhan, tidak hanya 10 terakhir di bulan Ramadhan.
Pada saat ibadah puasa kita sedang berada dalam puncak tertingginya, diharapkan mencapai hari ke-20 adalah hari dimana sedang memuncaknya nilai spiritualitas seseorang dan dilengkapi dengan rutinitas i’tikaf terutama sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan tersebut. Lailatul qadar ibarat tamu yang di undang, ia akan datang kepada orang yang mengundangnya dan telah mempersiapkan segala sesuatunya, kebersihan fisik serta kejernihan hati dengan spirit yang tinggi.
Nah, marilah kita undang dengan tadarus, memperbanyak dzikir, ampunan, sedekah serta amal perbuatan baik lainnya, semoga undangan tersebut membuat kita mempunyai kesiapan lahir-bathin untuk ditemui Lailatul Qadar, amiin. Ajak Zainuryanto mengakhiri ceramahnya.
Pra acara Nuzulul Qur’an malam itu diisi dengan pemberian bingkisan alat sekolah oleh panitia kepada anak anak yang rajin melaksanakan kegiatan di mushola, kemudian pada jam yang telah ditentukan diisi dengan acara pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Muh Romdhon, dilanjutkan sambutan oleh Ketua Seksi Agama Islam Bp. Eko Juwito, S.Pd.I dan sambuatan Ketua Panitia Bp. Wahyono.
Disela-sela berakhirnya malam peringatan Nuzulul Qur’an reporter www.gadingan.com mencari informasi kepada ketua panitia terkait ketidak hadiran Bp. Muhammad Jazir, Bp. Wahyono menjelaskan sebenarnya beliau sendiri yang menentukan jadwal ketika panitia sowan ke rumahnya beberapa waktu yang lalu (sebelum ramadhan) dengan tema Al-Qur’an Sebagai Pencerah Peradaban Bangsa, namun sampai pada hari yang ditentukan beliau sulit dihubungi baik ditelpon maupun di sms tidak dijawab. Kalaupun beliau berhalangan hadir kalau ada informasi panitia tidak masalah, kecewanya karena beliau tidak memberikan informasi itu, jelasnya.
Walaupun beliau tidak hadir, malam ini tepat malam Lalilatul Qadar, semoga ada hikmahnya dan Allah memberi hidayah dan barokah kepada kita semua. Amin. (br).
HUMAS G4